Setiap manusia pasti mempunyai pikiran yang darinya dia akan menghasilkan ide-ide brilian yang dapat mengubah dunia....

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Segenap Keluarga Besar HMI Komisariat STMA Trisakti mengucapkan :

Selamat ulang tahun yang ke 62 untuk HMI..
Semoga dapat segera menemukan kembali jati dirinya. Amin.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Rabu, Mei 21, 2008

Sinergisitas: Kongres Anggota Tubuh

Kisah bermula di sebuah Kongres Anggota Tubuh Manusia. Pak Jantung memimpin sesi sidang “Pemberian Penghargaan Pada Anggota Tubuh Manusia Terpenting Tahun Ini”. Dalam pidato pengantarnya, Pak Jantung berkata, “Saudara-saudaraku sesama anggota tubuh, sebagaimana kita tahu tuan kita sangat menginginkan kinerja kesehatannya meningkat tahun ini. Peningkatan ini hanya mungkin kalau kita semua memperbaiki kinerja masing-masing. Nah, untuk memicu dan memacu peningkatan kinerja itu, tuan kita berkenan memberikan penghargaan kepada anggota tubuh terpenting. Untuk itu, kita harus menentukan siapa diantara kita yang layak untuk mendapatkannya.

Sidang seketika hening. Semua bingung karena sulit untuk menentukannya. Mas Mata merasa dirinya paling penting, karena tanpa dirinya tuannya pasti akan kelimpungan ketikan berjalan. Jeng Bibir juga merasakan hal yang sama karena dia adalah juru bicara tuannya. “Coba kalau saya mogok kerja, pasti tuan dikira bisu!” Pak Jantung tak mau kalah, “Kalau saya mau mogok kerja 1 detik saja, dunia pasti kiamat Bung!” Akhirnya, ruangan Kongres pun gaduh. Gaduh sana dan gaduh sini.
Sesaat kemudian, Pak Jantung mengetuk meja sidang, “Diam semua. Setelah saya pikirkan masak-masak, sulit bagi kita untuk mencari siapa yang paling penting. Bagaimana kalau sebaiknya, kita cari saja siapa yang paling tidak penting.” Pak Jantung berbicara semangat sekali sambil melirik salah satu peserta yang pendiam, yakni Bang Lubang Kentut. Upsss. Tak dinyana, semua koor, “Setujuuuu!”
Akhirnya secara aklamasi, pilihan jatuh bulat-bulat kepada–siapa lagi kalau bukan–Bang Lubang Kentut! Serta merta Bang Lubang Kentut protes mengajukan PK, Peninjauan Kembali. Tapi sia-sia saja, protes Bang Lubang Kentut tenggelam dalam keriuhan sidang. Dan, tak lama kemudian sidang pun usai. Bang Lubang Kentut terdiam, “Apa yang aku lakukan untuk tuanku, ternyata tak berharga sama sekali,” batinnya. “Baiklah. Akan aku tunjukkan bahwa apa yang mereka putuskan itu salah besar!”
Maka, mulailah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sang tuan pun demam. Kadang panas kadang dingin. Satu per satu anggota tubuh pun unjuk sakit. Pak Jantung mengeluh, detak dirinya lain dari biasanya. Yang biasanya berirama pop, kok mendadak berubah ada cengkok dangdutnya. Jeng Bibir meradang, setiap kali bertugas pasti orang di sekitar tuannya ramai-ramai menutup hidungnya masing-masing. “Ada bau tak sedap,” kata mereka. Mas Mata juga begitu. “Aku sering kelilipan dan berkunang-kunang, padahal tak ada kunang-kunang yang hinggap pada diriku. Kenapa ya?” Lalu, semua berkumpul. “Ya...ya...ya...kami juga!” Sungguh tidak seperti biasanya.
Mereka pun menunjuk tim investigasi untuk menuntaskan kasus ini. Setelah mendapat petunjuk dari sejumlah saksi, tim pun menangkap Bang Lubang Kentut sebagai satu-satunya tersangka. Akhirnya, di hadapan Majelis Hakim Bang Lubang Kentut pun mengakui bahwa ini semua terjadi karena dirinya melakukan mogok kerja. Jika tuannya ingin buang angin, ia tak merespons. Kalau tuannya ingin BAB, ia cuek saja. Pokoknya ibarat keran air, dirinya mengunci rapat-rapat keran itu. Mbah Kumis, Ketua Majelis Hakim yang berwibawa pun bertanya, “Jujurlah padaku. Apa sebenarnya yang kamu inginkan?”
Bang Lubang Kentut terbata-bata berkata, “Saya ingin menyadarkan semua pihak, meskipun posisi saya dibawah, tak elok dipandang, bukan berarti saya lantas tidak penting. Semua anggota tubuh sama pentingnya. Sudah sepantasnya kita saling sinergi sesuai dengan core-nya masing-masing.”
Hikmah berharga untuk kita adalah betapa pentingnya sebuah sinergisitas peran. Sekecil apa pun peran yang dimainkan tetaplah ia punya arti. Ibarat sekrup kecil dalam sebuah mesin besar. Kecil namun tetap penting. Tetaplah berperan dalam perkaderan!!!

*Cerita ini diambil dari buku “Be The Best, Not ‘Be asa’” karangan M. Karebet Widjajakusuma hal.119.

Tidak ada komentar:

Jika ingin menerima pemberitahuan mengenai postingan baru, masukkan alamat email Anda dibawah...

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

This Day In A History...

 
Date Conversion
Gregorian to Hijri Hijri to Gregorian
Day: Month: Year