Setiap manusia pasti mempunyai pikiran yang darinya dia akan menghasilkan ide-ide brilian yang dapat mengubah dunia....

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Segenap Keluarga Besar HMI Komisariat STMA Trisakti mengucapkan :

Selamat ulang tahun yang ke 62 untuk HMI..
Semoga dapat segera menemukan kembali jati dirinya. Amin.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Rabu, Juni 18, 2008

DUAL I-NESS

Beberapa dari kita mungkin masih ingat akan sosok seorang filsuf era modern dari Jerman, Friedrich Nietzche, beberapa dari kita mungkin sudah lupa atau bahkan tidak pernah tahu sama sekali. Ya! Nietzche, seorang filsuf tenar yang menggemparkan dunia Barat maupun Timur dengan perkataannya bahwa, “Tuhan telah mati!”
Kami tidak begitu tahu banyak tentang dia, riwayat hidupnya, atau dasar dia berargumen tentang hal itu. Yang jelas (mungkin) kita sama-sama tahu bahwa dia adalah seorang manusia biasa layaknya kita semua. Yang kami tahu hanyalah sekelumit cerita tentang dirinya di masa tuanya, atau mungkin lebih tepatnya di hari-hari menjelang akhir riwayat hidupnya…

“Suatu hari Nietzche berjalan menyusuri suatu jalan di mana ia melihat seekor kuda yang berusaha keras untuk ke luar dari sebuah parit, bernafas terengah-engah di bawah muatan berat dari sebuah kereta yang terjungkir di atasnya. Nietzche mengamati si pemilik sedang berusaha memaksa kuda itu agar ke luar dari himpitan sehingga ia tidak akan kehilangan muatan keretanya. Binatang itu sudah sedemikian terjerembab untuk bergerak, tetapi si pemilik yang nampaknya terlalu sayang pada muatan kereta daripada keselamatan kudanya, mulai mengayunkan cemeti di atas punggung kuda secara sangat bengis. Kuda itu mulai bergerak sedikit keluar dari parit tersebut, tetapi ia gagal dan terjatuh kembali ke dalam parit, salah satu kakinya patah dan kelihatan sangat payah.
Marah menyaksikan pandangan yang mengerikan akibat brutalitas manusia tersebut, filsuf tua itu memberitahukan si petani agar menghentikan cambukannya pada kuda yang malang itu. Ia menasihati agar pertama-tama muatan itu diambil terlebih dahulu, baru kemudian kuda itu ditolong ke luar dari parit. Tetapi si pemilik tidak menggubris kata-kata Nietzche. Karena itu ia terus menghujani cambukan dan mendorong kuda itu. Hal itu membuat marah sang silsuf sedemikan rupa sehingga ia melompat dan memegang leher baju si petani sambil berkata, “Saya tidak akan membiarkanmu mencambuk binatang malang ini begitu kejam!” Akan tetapi petani itu melepaskan diri dan memukul jatuh Nietzche dan memukulnya lagi sangat keras, sehingga ia meninggal beberapa hari kemudian.
Nietzche, seorang filsuf yang di masa mudanya mencintai kekuasaan dan kekuatan serta memujanya, sekarang berdiri melawan kekuatan itu untuk menyelamatkan makhluk yang lemah dan terinjak-injak; akhirnya ia mengorbankan dirinya untuk suatu cita-cita kemanusiaan…”
Jika kita mendengar cerita ini, pasti kita akan bereaksi dengan suatu perasaan yang kontradiktif. Kita menyadari bahwa kontradiksi dalam perasaan kita terhadap peristiwa itu disebabkan karena kita memiliki dua kepribadian dalam ke-aku-an (dual I-ness). Kepribadian pertama, kita menghargai keagungan spiritual Nietzche, sentimen moral dan nuraninya yang responsif. Ia akan ikut menyertai tindak pengorbanan itu dalam menyelamatkan suatu makhluk yang malang dari tirani manusia. Ini adalah kepribadian manusiawi kita yang terlalu sensitif untuk mentolerir suatu pemandangan yang kejam dan mengerikan. Kepribadian kedua, kita akan bereaksi terhadap kejadian di atas dengan cara yang lebih praktis. Ia akan mencemooh pengorbanan Nietzche atas dirinya demi seekor binatang angkutan. Ia akan melihat seluruh peristiwa itu sebagai lelucon dan absurd. “Seorang jenius besar dalam sejarah mengorbankan hidupnya yang sangat bermanfaat demi menyelamatkan seekor kuda? Alangkah pandirnya. Betapa lucu dan tak masuk akal!” Demikianlah ia akan melakukan rasionalisasi.
Respon manakah yang anda pilih dan mengapa?



Tidak ada komentar:

Jika ingin menerima pemberitahuan mengenai postingan baru, masukkan alamat email Anda dibawah...

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

This Day In A History...

 
Date Conversion
Gregorian to Hijri Hijri to Gregorian
Day: Month: Year