Setiap manusia pasti mempunyai pikiran yang darinya dia akan menghasilkan ide-ide brilian yang dapat mengubah dunia....

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Segenap Keluarga Besar HMI Komisariat STMA Trisakti mengucapkan :

Selamat ulang tahun yang ke 62 untuk HMI..
Semoga dapat segera menemukan kembali jati dirinya. Amin.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Senin, September 15, 2008

Sains Islam (1) : Keteraturan Alam Semesta

SAINS ISLAM : KETERATURAN ALAM SEMESTA
“Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan
yang ada di antaranya dalam waktu enam hari”
(Q.S.25 : 59)


Assalamu’alaikum Wr. Wb.,
Alam semesta, seperti telah kita ketahui bersama, berasal dari satu masa yang kemudian berdiferensiasi menjadi benda-benda langit. Benda-benda langit itu berbeda-beda sifat dan ukurannya; yang mengeluarkan sinar sendiri disebut bintang, sedang yang tidak mengeluarkan sinar sendiri disebut bulan. Ada lagi batu-batu kecil yang melayang di angkasa, yang kadang-kadang jatuh ke bumi, disebut meteorit. Sehingga yang termasuk bintang adalah matahari dan bintang-bintang lainnya; sedangkan yang termasuk planet adalah bumi, bulan, mars, dan seterusnya. Bintang dan planet tak terhitung banyaknya.

Benda-benda langit itu membentuk suatu kelompok, seperti gugus Bimasakti, sistem matahari kita dan sebagainya. Jumlah gugus itu pun tak terhitung banyaknya. Kemudian benda-benda langit itu, baik kelompok maupun sendiri-sendiri, bergerak secara teratur, meskipun gerakannya macam-macam. Bulan mengelilingi bumi dalam waktu 29/30 hari, dan bumi sambil dikelilingi bulan juga mengelilingi matahari dalam waktu 365/366 hari. Di samping itu bumi berputar sekitar porosnya (rotasi) dengan waktu putaran 24 jam. Selanjutnya matahari, yang menjadi pusat sistem tata surya kita, yang dahulunya disangka diam, ternyata bergerak juga sedikit dari utara ke selatan bolak-balik.
Telah disebutkan di atas bahwa gerakan-gerakan benda-benda langit itu, baik sendiri-sendiri maupun kelompok, berjalan sangat teratur, arahnya tetap dan kecepatannya pun tetap. “Tidak mungkin bagi matahari mendapatkan bulan (bertabrakan) dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya” (Q.S. 36 : 40).
Keteraturan tentunya karena ada hukum, yaitu hukum Tuhan yang berlaku bagi alam atau sunatullah; dan karena adanya keteraturan itulah maka manusia dapat memetik manfaatnya. “Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan bathin” (Q.S. 31 : 20).
Bumi mengelilingi matahari dalam waktu satu tahun (365/366 hari), sedangkan matahari bergerak sedikit dari utara ke selatan bolak-balik. Akibat kedua gerakan itu maka terjadilah 4 musim di sebelah utara dan sebelah selatan daerah khatulistiwa, serta musim hujan dan kemarau di daerah khatilistiwa. Bagaimana bila tidak ada kedua gerakan itu? Tentu tak ada pergantian musim! Artinya yang kebanjiran tetap kebanjiran; yang kemarau makin kering; yang dingin mati beku; dan yang panas makin kering. Di samping itu poros bumi miring 23 derajat, sehingga akibatnya setahun sekali kutub utara dan kutub selatan mengalami periode dekat dengan matahari, sehingga sebagian saljunya mencair. Bila tidak demikian, maka kutub utara dan kutub selatan akan terus-menerus jauh dari matahari, sehingga akan terjadi timbunan salju yang makin lama makin menggunung, sedang di daerah khatulistiwa air laut akan makin susut, kadar garamnya makin tinggi, dan pengaruhnya terhadap tata kehidupan bisa kita bayangkan.
Kemudian bumi berputar pada porosnya dengan waktu putaran 24 jam, maka terjadilah siang dan malam. Bila bumi tak berputar, maka belahan bumi yang gelap akan tetap gelap, dingin dan membeku; sedangkan belahan bumi yang terang akan akan tetap terang, kepanasan dan kering. Jangankan demikian, kalau waktu rotasi bumi lebih lambat, yaitu kalau siang dan malam diperpanjang waktunya dari yang sekarang, tentu akan sangat berpengaruh terhadap tata kehidupan planet kita ini. Sebaliknya bila bumi berputar lebih cepat, maka benda-benda yang ada di permukaan bumi ini akan terpelanting. “Dan Allah menentukan ukuran malam dan siang” (Q.S. 73 : 20).
Bagaimana bila bumi berputar atau mengelilingi matahari dengan kecepatan yang tidak teratur, atau kadang-kadang berhenti walaupun sesaat? Tentu makhluk hidup yang ada di muka bumi ini akan dihadapkan pada suatu ketidakteraturan, akan dihadapkan pada situasi yang tidak menentu, akan dihadapkan pada perubahan-perubahan yang ekstrim. Penyesuaian diri (adaptasi) terhadap keadaan yang semacam itu tidaklah mungkin, berarti hidup juga tidak mungkin. “Dia menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yuang benar. Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam, dan menundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan” (Q.S. 39 : 5).
Jarak rata-rata matahari dengan bumi adalah 149.450.000 km, sedang panas permukaan matahari adalah 6.000 derajat Celcius. Bila jaraknya lebih jauh dari yang sekarang, maka bumi akan terlalu dingin, apalagi di waktu malam. Sebaliknya bila jaraknya lebih dekat dari sekarang, maka bumi akan terlalu panas; mungkin hanya bangsa kuman yang bisa hidup. Jadi jarak bumi dengan matahari itu diatur sedemikian rupa sehingga cocok untuk kehidupan manusia dan makhluk lainnya.
Bulan mengitari bumi dalam waktu 29/30 hari, dan mengakibatkan pasang dan surut permukaan air laut. Dengan adanya pasang dan surut air laut tersebut, maka hewan-hewan kecil, yang mengubur diri di dalam pasir di tepi pantai, mempunyai kesempatan untuk mendapatkan makanan. Di samping itu, beberapa jenis ikan bertelur di pasir pantai pada waktu bulan purnama, yaitu pada saat pasang yang paling tinggi. Ketika air surut telurnya tertinggal dalam pasir. Pasang besok paginya tidak mencapai tempat telur terkubur, karena pasang menurun. Demikianlah selama kira-kira 2 minggu telur-telur ikan itu terkubur dalam pasir yang lembab dan hangat, yang sangat baik untuk pertumbuhan embryo. Dua minggu kemudian pasang naik lagi mencapai tempat tersebut pada saat telur telah siap untuk menetas.
Jarak bumi dan bulan adalah 384.403 km. Bila jaraknya lebih dekat lagi, maka pasangnya akan terlalu tinggi dan akan menimbulkan banjir serta erosi tak dapat dihindarkan. Demikian itu adalah keteraturan dalam jarak dan gerak serta kecepatan bumi, bulan dan matahari.
Di samping itu matahari, bumi dan bulan mempunyai ukuran massa yang cocok (teratur) satu sama lain. Daya tarik-menariknya sedemikian rupa sehingga satu sama lain tidak bertabrakan. Ukuran panas matahari pun sesuai dengan jaraknya terhadap bumi, sehingga tidak sampai membakar. Begitulah segalanya teratur, cocok antara massa, jarak dan gerak. “Sesungguhnya Kami telah menciptakan segala sesuatu menurut ukuran” (Q.S. 54 : 49).
Keteraturan itu bukan hanya menyangkut bumi, matahari dan bulan saja, tetapi menyangkut semua benda-benda langit, baik bintang maupun planet, baik gugus maupun sendiri-sendiri. Benda-benda langit dan gugus benda langit itu tak terhitung banyaknya, maka keteraturan yang terdapat padanya juga tak terhitung banyaknya. Ditambah lagi dengan keteraturan pada organisme yang hidup di bumi ini, bukan lagi tak terhitung banyaknya, tapi tak terbayangkan banyaknya.
Mungkinkah keteraturan yang tak terbayangkan banyaknya itu terjadi karena kebetulan? Mari kita lihat, untuk mendapatkan gambaran bagaimana sulitnya mendapatkan keteraturan secara kebetulan, cobalah kita menghitungnya dengan teori peluang. Umpamakan kita mempunyai seratus butir kelereng di dalam sebuah kotak lalu kita beri nomor 1 sampai 100. Sesudah kita mengambil sebutir kita kembalikan lagi ke dalam kotak dan kita kocok, kemudian baru mengambilnya lagi. Supaya terjadi satu deret keteraturan dari satu sampai seratus, maka kita harus mampu mengambil nomor-nomor itu secara berurutan dari No. 1, 2, 3, 4, 5, . . . 100.
Peluang untuk mendapatkan No. 1 pada pengambilan pertama adalah 1/100, peluang untuk mendapatkan No. 2 pada pengambilan yang kedua adalah 1/10.000, peluang untuk mendapatkan No. 3 pada pengambilan yang ketiga adalah 1/1.000.000. Berapakah peluang untuk mendapatkan No. 100 pada pengambilan yang keseratus? Tak terbayangkan kecilnya! Itu baru dengan 100 nomor.
Berapakah keteraturan yang terdapat dalam alam semesta ini? Tak terhitung! Maka menurut dugaan para ahli, bila alam semesta ini terjadi secara kebetulan, akan terlalu lama waktu yang diperlukan, tidak akan selesai tersusun dalam waktu 5-10 milyar tahun sebagaimana umur alam semesta yang diperkirakan sekarang.
Bila dalam waktu yang terukur muncul keteraturan-keteraturan yang jumlahnya tidak terukur, maka peluang untuk munculnya keteraturan itu secara kebetulan adalah nol! Dan peluang untuk tidak terjadi secara kebetulan (disengaja) adalah satu! Peluang yang sama dengan nol disebut mustahil, sedang peluang yang sama dengan satu disebut wajib, dan peluang yang terletak antara nol dan satu disebut mungkin.
Oleh karena itu, maka wajib adanya Tuhan Maha Pencipta dan Maha Pengatur. “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan yang ada di antara keduanya dengan main-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi mereka tidak mengetahuinya.”(Q.S. 44 : 38-39).


Wallahu’alam bish shawab
Wabillahit taufiq wal hidayah
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Tidak ada komentar:

Jika ingin menerima pemberitahuan mengenai postingan baru, masukkan alamat email Anda dibawah...

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

This Day In A History...

 
Date Conversion
Gregorian to Hijri Hijri to Gregorian
Day: Month: Year